Sunday, March 8, 2015

6 Dosen di Luar Negeri yang berasal dari indonesia

1.Karen Agustiawan


Sebuah kabar dari Pertamina keluar. Karen Agustiawan, Direktur Utama Pertamina, mengatakan bahwa ia akan mundur dari jabatanya di Pertamina karena akan mengajar di Harvard University. Menurut Dahlan Iskan menteri BUMN, Karen sudah berkali-kali mengajukan pengunduran diri, tapi baru kali ini ia di persilahkan. Di bawah kepemimpinan Karen, pada 2013, Pertamina berhasil menembus Fortune Global 500 di posisi 122. Bahkan pada tahun 2014, Pertamina kembali masuk di posisi 123.

Terlepas dari keganjilan kemunduran Karen –seperti yang dikatakan Faisal Basri, kita perlu mengucap syukur. Satu lagi sumber daya manusia Indonesia diakui dunia –berhasil menjadi dosen di Harvard bukanlah prestasi kacangan. Namun, pernahkah kita berpikir ada berapa banyak orang Indonesia yang berhasil menjadi dosen di luar negeri?

Jumblah pastinya memang tidak diketahui, tapi ada beberapa nama harum orang kita yang membawa bendera Indonesia di luar negeri untuk menjadi dosen.

2. Yanuar Nugroho

tinggal dan sukses berkarir di Inggris bisa jadi impian banyak orang. Tapi, Dr Yanuar Nugroho justru memilih pulang ketika karirnya sedang menanjak. Dia ingin dekat dengan keluarganya di kampung halaman.

. Saat ini, Yanuar memang sudah kembali ke Indonesia Namun, ia pernah menjadi dosen di Manchester University, United Kingdom. sarjana Teknik Industri ITB 1990-1994 ini melancong ke Inggris saat mengambil MSc di bidang Sistem Teknik Informatika di UMIST (University of Manchester Institute of Science and Technology). Ia pernah menjadi Akademisi Terbaik di MBS Univ Manchester (Outstanding Academic of the Year 2009) dan sempat akan diangkat menjadi Senior Lecturer di Manchester Business School (MBS). Namun, akhirnya Yanuar lebih memilih kembali ke negara tercinta Indonesia.

3.Nelson Tansu

Prof. Nelson Tansu adalah Professor of Electrical & Computer Engineering di Lehigh University,  Pennsylvania, USA. beliau adalah lulusan terbaik dari Yayasan Perguruan Sutomo 1 Medan dan kemudian melanjutkan S1 sampai S3 di Universitas Wisconsin - Madison. Menurut situs resminya di Lehigh University, pestasi Nelson Tansu antara lain adalah menerbitkan tulisan-tulisannya di 95 jurnal internasional, lebih dari 150 paper konferensi internasional, menulis 6 chapter buku, memegang 10 paten Amerika, 4 penemuan, dan memberikan ceramah ilmiah lebih dari 70 universitas di seluruh dunia.

4.Ken Sutanto

Prof. Dr. Ken Kawan Soetanto beliau adalah profesor di School of International Liberal Studies (SILS), Waseda, Jepang. Sejak tahun 2005, ia juga menjadi profesor di Venice International University, Italia. Di website pribadinya, Ken mengaku bahwa ia adalah seorang polymath (orang yang menguasai banyak ilmu) di bidang Teknik, Kedokteran, Farmasi Sains, dan Pendidikan. Saat ini, Ken telah menjadi penasihat Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri di Jepang dan anggota dari Japanese Government Vision of 21st Century initiative. Metode perkuliahannya yang unik membuat orang-orang menyebutnya “Soetanto Effect”.

5.Hadi Susanto

Hadi Sutanto adalah staf dosen di Faculty of Mathematical Sciences di University of Essex, United Kingdom. Dalam website pribadinya, Hadi Sutanto menulis bahwa ia lahir di Lumajang jawa Timur. Kemudian, ia masuk ke jurusan Matematika ITB dan melanjutkan S2 dan S3 nya di Universitas Twente, Belanda. Hadi sudah menulis di hampir 60 jurnal internasional dan papernya  sudah dikutip lebih dari 540 citation oleh para peneliti lain.

6.Taufik
Ia berasal dari SMAN 13 Jakarta Utara. Setelah lulus, ia melanjutkan kuliah ke Northern Arizona University jurusan Electrical Engineering. Ia mendapatkan nilai cum laude dan melanjutkan petualangan keilmuannya di  S2 University Illinois of Chicago dan S3 di Cleveland State University. Ia mendapatkan gelar doktornya pada tahun 1999 dan saat ini ia menjadi Profesor dan Director of Electric Power Institute di California State Polytechnic. Ia sudah mendapat puluhan penghargaan dan memublikasikan ratusan paper di jurnal internasional.

Dalam laporan PBB yang berjudul “Mempertahankan Kemajuan Manusia: Mengurangi Kerentanan dan Membangun Ketahanan", Indonesia mendapat peringkat 108 dari 287 negara yang disurvey. Di tengah kecemasan akan rendahnya kualitas Human Development Index (HDI) manusia Indonesia, deretan dosen Indonesia di luar negeri patut membuat kita bangga dan  bersyukur. Artinya, masih banyak orang Indonesia yang masih berkualitas sampai ke jenjang internasional dan diakui.
Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment